Thursday, June 19, 2008

Korupsi Oh Korupsi

Siapa yang tidak mengetahui kiprah Artalyta Suryani (AS). Khalayak ramai mempergunjingkan obrolan Ibu paruh baya ini dengan para petinggi Kejagung. Obrolan heboh yang berhasil disadap KPK dan diperdengarkan di pengadilan ini dipastikan tak akan meleset untuk menjerat para pelaku obrolan kedalam penjara. Saking hebohnya, beberapa orang yang kreatif menjadikan obrolan ini sebagai ringtone ataupun nada tunggu. Bujubuneng.

Dalam transkrip obrolan AS yang dilansir media, terdapat bagian saat Pak Jaksa merengek “Mbak, tambahin ya…tambahin.”. Yang dimaksud tentu adalah minta tambahan dari apa yang dijanjikan AS. Saat tertangkap basah, hasil rengekan tersebut disebut sebagai pemecah rekor suap yang tertangkap tangan oleh KPK yaitu senilai lebih dari Rp 6,6 M.


Jika beberapa waktu lalu kalangan DPR geram dengan lirik lagu Gossip Jalanan bait kelima perihal UUD, maka sepertinya Ibu AS rupanya senang dan menghayati banggetz dengan bait ketiganya :Ada yang tau mafia peradilan / Tangan kanan hukum di kiri pidana / Dikasih uang habis perkara


Korupsi Oh korupsi…Saat rakyat makin sengsara, korupsi merajalela, para petinggi yang seharusnya menjadi panutan dan pengayom malah menjadi obyek penerima suap. Pak Amin Rais bahkan pernah berkomentar, godaan terbesar bagi para anggota pemerintahan saat ini adalah UFE (Unidentified Flying Envelopes) yang beterbangan diruang sidang, beterbangan dilobi-lobi, dan berserakan dilaci-laci pejabat. Suap-menyuap sudah menjadi makan pagi-siang-malam bagi para pelakunya. Seolah-olah kegiatan ini sudah mendarah daging dan membudaya di negeri ini. Kejujuran menjadi barang yang sangat-sangat mahal. Sosiolog George J. Aditjondro yang gencar melacak kekayaan hasil korupsi menggarisbawahi, bahwa korupsi sudah sedemikian parah dan dibentuk menjadi budaya baru. Korupsi bahkan disejajarkan dengan bahaya laten.

Dalam kehidupan sehari-haripun kita seringkali dihadapkan pada situasi, yang (mungkin) menyudutkan kita pada situasi yang menggoda dan menggoyahkan kejujuran. Sebagai umat Allah, marilah kita mencoba dalam diri masing-masing untuk tetap setia dalam bisikan Tuhan. Ya Tuhan, semoga Engkau selalu menuntun umatMu kedalam jalan yang lurus. Thanks, Tuhan! (KarSan)