Thursday, March 19, 2009

Gerakan Dirigen, Birama dan Tempo

Gerakan Dirigen, Birama dan Tempo
Beberapa waktu lalu, dalam sebuah latihan koor ala Ant-IV, ada seorang rekan yang bersiskusi masalah ketuk mengetuk dengan Ibu Agus (dirigen). Bersadarkan ilmu pakem musik (yang juga sudah benar dilakukan oleh Ibu Agus), berikut beberapa hal simple dan umum yang patut kita hafalkan :
Gerakan Birama 2/2 atau Two-two times: walk tempo.
Gerakan Birama 3/4 atau Three-four times: waltz tempo.
Gerakan Birama 4/4 atau Four-four times: quick tempo.
Gerakan Birama cepat (6/8 dst) atau Quick tempo: very quick tempo.(jarang digunakan)

Berikut gambar gerakan tangannya :

Mengenai Tempo / jumlah ketukan (dalam bahasa Inggris biasa disebut Beat per minute / BPM) dapat dibagi menjadi :

Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 40 - 60 Istilah Largo
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 60 - 66 Istilah Larghetto
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 67 – 76 Istilah Adagio
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 77 – 108 Istilah Andante
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 109 – 120 Istilah Moderato
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 121 – 168 Istilah Allegro
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 169 – 200 Istilah Presto
Jumlah Ketukan Dalam Satu Menit 200 - 208 Istilah Prestissimo

Ketukan sangat mempengaruhi kecepatan (tempo) lagu. Makin besar angka ketukan yang tertulis, berarti cara menyanyikannya harus semakin epat. Demikian berlaku sebaliknya. Untuk mempelajari jenis tersebut diatas, paling enak melihat kiri atau kanan atas sebuah teks lagu, yang dengan jelas selalu menunjukkan birama dan tempo… Selamat mencoba (Kar San)

Monday, March 9, 2009

MARI BERTANGGUNGJAWAB ..... !

*) Oleh A. Joko Sukirno
Terbentuknya keluarga sebagai Gereja Kecil atau umat basis kecil diharapkan membuat umat basis di paroki semakin kokoh, dan persaudaraan di tengah masyarakat semakin subur sehingga kepedulian terhadap masalah nasional juga muncul. Kerusakan lingkungan hidup seperti gundulnya hutan, tanah longsor, banjir dan naiknya panas bumi dll, hanya dapat diatasi kalau kita semua bertanggungjawab. Gerakan ketenagakerjaan, penghijauan, peresapan air dan mengelola sampah supaya bergun, memang gerakan kecil. Namun itu mengingatkan akan tanggungjawab kita terhadap kehidupan social, politik yang lebih luas ( Surat Gembala Prapaska 2009)

PUASA DAN PANTANG (WWW.GEOCITIES.COM)
PUASA?
Puasa adalah salah satu bentuk penyangkalan diri. Orang-orang kristen menyangkal diri dalam hal makanan, minuman, tidur atau kesenangan. Bukan karna tubuh itu jahat atau tubuh itu harus dihukum melainkan :
1. Sebagai suatu bentuk doa permohonan kepada Allah
2. Untuk mengingatkan kita akan kebaikan Allah dan ketergantungan kita yang total kepadaNya.
3. Untuk melepaskan diri kita sementara waktu dari sesuatu hal yang baik dari dunia ini agar lebih dapat berpusat kepada Allah dan untuk mendengarkan Dia berbicara kepada kita dengan lebih jelas. ( Mk 2:13-20 ; Kis 13:2 ; 14:23 ; 2Kor 11:27).
Penguasaan diri yang berasal dari praktek penitensi ini membebaskan kita untuk mengikuti Allah dengan lebih mudah.

PANTANG?
Untuk tidak makan daging selama beberapa waktu lamanya. Ini meupakan ciri penyangkalan diri yang khusus. ( Bisa ditambahan juga bahwa pantang adalah tidak makan atau minum atau tidak melakukan hal-hal yang menjadi kegemaran an kesukaan atau kebiasaan untuk merasa puas diri dan senang )
SILIH? Silih adalah perbuatan penyangkalan diri atau mati raga tidak hanya dalam makanan melainkan juga dalam bidang-bidang yang lain. Itu juga termasuk doa dan perbuatan cinta, khususnya memberi derma, yaitu uang kepada mereka yang berkebutuhan. ( Biasanya dengan intensi/maksud tertentu mis. silih atas dosa-dosa pribadi atau untuk pertobatan orang berdosa ).

Bilamanakah orang-orang Katolik itu harus berpuasa?
Orang-orang Katolik didorong untuk lebih bertanggungjawab dalam hal ini dan menjalankan silih dengan sukarela. Pedoman puasa dan pantang untuk masa prapaska menetapkan hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebagai hari pantang dan puasa dan semua hari Jumat dalam masa prapaska sebagi hari silih. Namun demikian hukum kanon yang baru masih mendorong orang-orang Katolik untuk berpuasa secara sukarela pada setiap hari Jumat.