Share on Facebook
Siang menjelang sore hari dimeja kantor, istri menelepon dari rumah dan bercerita bahwa ada seekor kucing melahirkan didepan pagar rumah sebelah. Setelah melahirkan, si induk pergi meninggalkan si bayi dan tidak kembali. Karena kondisi hujan, istri dan anak saya hanya sebentar saja melihat sibayi kucing. Anak saya yang memang senang mendengarkan suara kucing sangat girang melihat dan mendengarkan meong meong si anak kucing itu. Anak kucing itu katanya berwarna hitam dan sangat kecil.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM35XTFWVeuCp2-BF9PprVRDuLtf9TQoTEYz9Ge1z9cBb-ni4sOVAWLEBT68vFDwsAnRxMyDOuS1BTac-loN7tTGPmgHM64izl_ENdYBy-KxTrxQ7VakgvXNl6fuhBaiIH0PHFliTK3hs/s320/Resize+of+anak+kucing.jpg)
Menjelang tidur, saya memberi nama si bayi dengan nama Barnabas Wage, Barnabas karena dia lahir menjelang tanggal 11 Juni (St. Barabas Rasul), dan Wage karena lahirnya adalah Rabu Wage. Demikianlah, malam itu Barnabas terlelap dalam malam pertamanya sebagai makluk ciptaannya. Sebelum Barnabas terlelap, saya melihat kesedihan dalam nafas Barnabas yang terengah engah dan meronta, seperti menahan sakit dan takut karena tidak menemukan induknya.
Pagi hari buta, istri saya mengabarkan bahwa Barnabas telah tiada. Tuhan telah memanggil Barnabas. Seketika saya kaget dan trenyuh. Rupanya Tuhan berkehendak lain. Saya pun segera beranjak, dan benar, mendapati Barnabas sudah tiada. Saya membungkusnya dan me-larung di-kali Irigasi Prima Harapan pagi itu juga.
Tuhan, kami semakin percaya, setiap makhluk Kau ciptakan dengan sukacita karya indah-Mu. (Baca : Aku percaya – yang kelihatan dan tak kelihatan dan PS 672 : Lagu Hai Makhluk Semua). Engkau juga berkuasa penuh untuk mencipta dan mengakhiri hidupnya. Kini, kami yakin, Barnabas telah berada dalam kehangatan kasih sayangmu. Ajarilah kami untuk selalu berbagi kasih kepada semua ciptaan-Mu. Amin
No comments:
Post a Comment